Suatu Malam Yang Biru

Share



Suatu Malam yang biru tanpa dirimu, berjuta-juta rindu kepadamu


Terekam suara lirih lagu Sandi Sandoro di telinganya. Perlahan ia mulai menggumam pelan-pelan lagu beraliran jazz itu. Malam yang dingin di malam itu merasuk ke dalam jaket merah yang dikenakannya, sambil menatap kerlap-kerlip lampu di ranting-ranting pohon sepanjang jalan Hayam Wuruk, ia bernyanyi.

Malam itu, ia tidak sendirian pada awalnya. Namun, tidak hingga saat ia bergumam sendiri menahan amarah. Sebab kini ia sendiri di tepi jalan yang ramai oleh lalu lalang mobil bersama orang-orang Ibu kota.

Berulang kali beberapa mobil lewat, begitu pula orang mondar-mandir menatapnya seakan ada anak hilang. "Jangan menatap saya seperti itu!" mungkin itu gertaknya dalam hati. Tapi ia mencoba bersikap acuh. "Buat apa dihiraukan binatang-binatang lewat. Toh perempuan ini tidak salah berdiri di jalan umum kan?"

Detak jam tangannya semakin melambat. Mobil-mobil semakin ramai menjelang tengah malam. Ia kembali berputar-putar di langkahnya sendiri. Meraung keras seperti kucing mengamuk.

Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Tidak keras, tapi cukup membuatnya tersontak kaget.
Tertera di layar teleponnya:
"Rumah is calling.."
Ia tatap layar teleponnya, hingga tulisan hilang dan bunyinya mati. Ia tidak menjawab.

Ia duduk. Lemas menahan kaki yang menopang tubuh selama kurang lebih 2 jam.
Akhirnya ia tersungkur di jalan itu. Entah apa yang ditunggunya.

Hingga tiba sebuah sepeda motor di hadapannya. Seorang laki-laki bertubuh besar mengenakan sweater hitam abu-abu berhenti tepat di ujung kakinya. Dan melemparkan seulas senyum kecil.

Ia akhirnya berdiri dari duduknya yang kaku. Dan berkata kepada si pria itu:
Sudah cukup waktu kamu untuk tinggalkan aku disini? Saya tidak mau pulang. Lebih baik saya disini menikmati malam.
Katanya datar.

Tapi tangan itu meraihnya, menyuruhnya ia berdiri untuk pulang.
Bangun untuk bermimpi.
Dan bergerak untuk menggenggam mimpi itu di tangannya.


*(Novi is trying to make a fiction story)
But it's inspired by true story kok...
On April 17, 2010. With Dhoni..

2 komentar:



Dh0ni mengatakan...

mmh... nice story...
maaf untuk malam itu yah, ada alasan positif kenapa km aq tinggal di situ, maaf..
^_^..

Kali ini aq menjadi tersangka yang tak bisa mengelak, nama aq di sebutkan di tulisan km..

seneng sekaligus merasa sangat bersalah.

maaf dan maaf...

Novia Delvita mengatakan...

Makasih komennya yah.
baru sekali seumur idup aku ditinggalin orang di pinggir jalan kayak anak ilang. Berasa terbuang tau....
Tp gak papa, jadi ada inspirasi buat tulisan ini deh....

Posting Komentar