Doa Yang Terkabul: Wisuda Bulan Agustus 2009

Share

18 Agustus 2009, Aula Grha Sanusi Hardjadinata Pk. 08.00-10.00 Waktu bagian Bandung, adalah saat dimana akhirnya perjuangan saya sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran usai sudah. Sekarang gelar alumni sudah menjadi sah saya sandang. Artinya, nama saya ditambah gelar dibelakangnya menjadi Novia Delvita S.Ikom.

Akhirnya, saya merasakan bagaimana rasanya memakai toga dan memegang map kosong yang diberikan dekan, dan seutas bundel tali berwarna kuning hijau yang di pindahkan ke sisi sebelah kanan oleh si Rektor. Hahaha, saya sebenarnya kurang tau nama formalnya apa proses yang saya hadapi saat nama saya dipanggil ke posium sambil mengikuti deretan wisudawan lain.
“Novia Delvita” Lalu saya menghampiri Bapak Rektor, dan perlahan-lahan membungkukkan badan di hadapannya untuk menjalani “proses” itu. Lambat sekali saya menunduk, karena khawatir toga saya jatuh ke depan. Kenapa perlahan sekali, karna sudah beberapa kali toga saya jatuh gara-gara ukuran toga yang terlalu kecil. Atau mungkin kepala saya yang terlalu besar?Haha. Itu menjadi tidak penting, yang penting adalah saya memakai toga. Itu sudah menjadi kebahagiaan yang sungguh luar biasa.

Mungkin karena terlalu tegang, saya melewatkan si dekan yang sudah siap memberi map hitam bertuliskan “Universitas Padjadjaran” di bawahnya, yang seharusnya berisikan ijazah. Tapi nyatanya, map itu kosong. Saya pun kembali beberapa langkah menuju si Dekan untuk mengambil map itu, dan berkata dengan mantap” Makasih Paaak”.

Penuh ketidakpercayaan saat itu, menyadari bahwa saya termasuk orang yang berada disana bersama teman-teman. Duduk di barisan ke-4 atau ke-5 dari depan podium,dengan nomor bangku 112 di sektor 1, yang terletak di sisi sebelah kiri jika dilihat dari pintu gerbang aula. Bersebelahan dengan Rajiv, seorang teman seperjuangan dari waktu sidang komprehensif sampai sidang skripsi. Entah kenapa saya selalu bernomor urut setelah dia. Eh, ternyata begitu pula dengan tempat duduk saat wisuda.

Tetes air mata tak terelakkan ketika momen penyerahan rangkaian bunga oleh anak kepada para orang tuanya. Beberapa teman saya mencari-cari tempat duduk orang tuanya untuk mengucapkan terima kasih dan menyerahkan bunga. Momen itu begitu syahdu. Para orang tua yang bersuka cita menyambut anaknya, lalu sang anak mencium kedua orang tuanya dengan penuh rasa cinta.

Saya melihatnya di sebuah layar besar yang berada di depan kami. Saya menangis. Saya tak tahan melihat adegan haru yang diperankan mereka. Meskipun saya tidak menyerahkan bunga itu, tapi saya merasa sangat bahagia dan terharu.

Bahagia melihat mama dan papa menyambut saya dengan suka cita saat saya menghampiri mereka ketika acara sudah usai. Memeluk mereka dan akhirnya saya bisa melihat mereka tersenyum.

Teringat saya pada tulisan-tulisan di schedule board dengan segala planning yang sudah berantakan. Planning untuk melanjutkan bab demi bab skripsi dan bisa sidang tepat waktu.Tapi ternyata harapan itu masih ada. Seperti yang dibilang Idho: Harapan itu pasti akan selalu ada. Dan itu ternyata benar.

Meski saya melewati rintangan yang sungguh berat dalam proses penyusunan skripsi ini: Harus bolak-balik ke Cijerah setiap Selasa Jam 7 malam, dengan berbagai rute yang sudah saya coba: Antapani-Tubagus-Cijerah atau Antapani-Cijerah-Jatinangor, atau Antapani-Cijerah-Antapani. Angkot yang ngetem, panas-panasan, terjebak macet sambil ketakutan telat, nyari-nyari rumah bu hani waktu pertama kali kesana dan nyasar-nyasar, malem-malem berangkat sendirian sambil ujan-ujan, buru-buru ngeprint revisi untuk diserahin hari senin yang akhirnya baru malem berangkat dari rumah, makan nasi goreng di pasar Cijerah sendirian, jalan kaki dari pasar cijerah ke komplek dimana saat itu panas banget, kelaperan, dan cuma bisa beli batagor pinggir jalan yang dimakan sambil jalan menuju rumah bu hani kayak anak sd baru pulang sekolah.

Belum lagi, menunggu angket dengan birokrasi SCTV yang sungguh menghambat, nunggu Bu Dini di Lobi dengan sabarnya dan disambut dengan tidak menyenangkan, jalan-jalan di Senayan City sendirian nunggu jam mau ambil angket ke karyawan, Lalu semua hal yang pernah sempat menjadi penyesalan, yaitu ikutan panitia job expo yang ternyata justru sangat menyita waktu, yang menjadikan semua planning berantakan.

Nangis-nangis mendapati kenyataan bahwa saya terlambat untuk daftar sidang komprehensif, dan sudah ditutup untuk wisuda bulan Agustus. Runtuh semua rasanya ketika itu. Rasanya sudah tidak ada lagi harapan. Tidak ada lagi usaha yang bisa dilakukan.

Tapi ternyata Tuhan berkata lain, saya bisa daftar sidang komprehensif dengan gelombang terakhir. Tapi apa...ternyata saya tidak lulus. Tidak enak ternyata rasanya tidak lulus. Mendengar kata-kata: “Novia Delvita dinyatakan tidak lulus, lalu bagi yang tidak lulus, kami mohon maaf tidak bisa ikut sidang bulang Agustus, karena kuotanya sudah penuh. Kalian bisa daftar sidang selama ada kuota untuk sidang, tapi tidak untuk wisuda bulan Agustus!” Begitu perkataan Bu Susi saat itu.

Bgaimana bisa, saya tidak memanfaatkan kesempatan langka di depan mata untuk ikut wisuda bulan Agustus, tapi saya malah tidak lulus. Saat itu saya terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Mengutuk kebodohan-kebohan dan penyesalan yang tiada akhir..

Tapi ternyata saat itu, Tuhan masih saja memberikan kesempatan, saya dapat kesempatan untuk sidang komprehensif lagi. Sidang itu diadakan untuk orang-orang yang tidak lulus bersama saya, ada lima orang: Ari, Agung, Argi, Tri, dan Saya. Kami berlima pada akhirnya sidang lagi, dan akhirnya lulus.

Dan pada akhirnya tiba dimana saya yang mengenakan kemeja putih rok hitam dan blazer hitam, berada di ruang dosen jurusan Ilmu Humas Gedung 2 lantai 2. Kemudian mendengar nama saya disebut:“ Novia Delvita, dengan nilai yudisium sangat memuaskan dengan IPK 3,41 dinyatakan lulus.”

Betapa saya sungguh bahagia saat itu. Hingga tidak bisa berkata apa-apa. Cuma bisa berkata dalam hati ini: Alhamdulilah....

Lalu memberi tahu mama, “ Novi Lulus Mah.........”

1 komentar:



Dh0ni mengatakan...

alhamdulillah... akhirnya..
selamat ya sayank..

Posting Komentar