Pagi-pagi sekali, seorang pria setengah baya, dengan rambut disisir rapi, memakai setelan kantor dengan paduan kemeja, dasi dan celana bahan yang necis. Sambil menjinjing sebuah map berisi beberapa lembar kertas, berjalan diliputi rasa cemas, menuju ke sebuah keramaian gedung-gedung bertingkat.
Lalu, kira-kira kemana dia akan pergi? Bolehkah saya menganggap, seandainya kalimat pembuka yang saya utarakan di atas merupakan gambaran seseorang yang hendak pergi ke sebuah kantor untuk melamar pekerjaan?
Mari kita anggap saja demikian. Karena saya bukan ingin menceritakan orang tersebut. Dan bukan pula mengarang kisah tentang seorang pria yang akan diwawancara oleh sebuah perusahaan, kemudian melakukan interview, dan karena ia berangkat tanpa ’persiapan’, ia gagal.
Berangkat dari pelukisan tersebut di ataslah, saya ingin berbagi sedikit rahasia yang diceritakan oleh seorang psikolog tentang melamar pekerjaan. Agar jika kita berada di posisi seperti orang tersebut, kita tidak mengalami fase kegagalan, karena kurangnya persiapan.
Perusahaan yang butuh orang di kantornya, akan memanggil kita untuk melihat bagaimana diri kita. Dan melihat apakah kita merupakan orang yang sesuai di posisi yang ia butuhkan. Di sinilah penampilan dan kesan pertama (first impression) menjadi sangat penting. Karena, bagi seorang psikolog, dia akan tahu langsung bagaimana kepribadian orang tersebut meski baru pertama kali bertemu. (Atau bahkan hanya dengan melihat sebuah foto!)
Oleh karena itu, percaya diri sangat penting! Karena terkadang isi pembicaraan yang dilontarkan oleh seseorang merupakan hal yang sudah komunikan tahu sebelumnya, tetapi jika diutarakan dengan percaya diri dan dapat mempengaruhi orang lain, isi pembicaraan menjadi ’tidak penting’.
Misalnya, ketika kita berbicara dengan seseorang, ia mengutarakan hal-hal yang sebenarnya sudah kita ketahui dan mengerti sebelumnya, tetapi cara peyampaian yang antusias, pd, dan persuasif, membuat kita lebih menangkap dan percaya atas apa yang ia bicarakan. Dibanding dengan ketika kita menghadapi orang yang tidak komunikatif. Oleh karena itu, percaya diri (confidence) menjadi bahan pertimbangan yang sangat ‘dilihat’ oleh pewawancara.
Kita sebagai orang yang di-interview harus dapat menunjukkan apa yang bisa diberikan kepada perusahaan. Misalnya, jika perusahan ingin mencari seorang public relations officer, tentu perusahaan mencari orang yang memenuhi kualifikasi tertentu, misalnya, orang yang komunikatif, antusiasme tinggi, enerjik, persuasif, dan lain-lain.
Jika ada pertanyaan begini:
”Tolong deskripsikan diri kamu, sebutkan kelebihan dan kekurangan kamu”
Pasti orang tersebut bingung akan menjawab apa. Karena memang diakui bahwa pertanyaan ini justru lebih susah ketimbang menjawab sederet pertanyaan di lembar tes psikotes.
Dalam konteks ini, pewawancara ingin mengetahui apakah kita mengenal diri kita sendiri atau tidak. Dan sejauh mana kita mengenal, kemudian mengakui kekurangan dan kelebihan kita, selanjutnya bagaimana kita mengungkapkannya kepada pewawancara.
Hal ini sangat perlu diperhatikan, karena orang pintar sekalipun, akan terlihat ’cukup bodoh’ jika ia tidak dapat menunjukkan sesuatu yang ia miliki dalam dirinya kepada pewawancara. Jika pada akhirnya kita mengakui kelemahan-kelemahan kita, akuilah, tetapi, yang perlu dicatat adalah: berikanlah sebuah solusi dari kelemahan kita! Jadi jangan mengaku maling kalau bukan maling. (loh!)
Tapi sesungguhnya, kepandaian menjadi nomer kesekian bagi perusahaan. Ketimbang melihat IQ (Inteleqtual Question), mereka lebih melihat EQ (Emotional Question) kita! Karena EQ akan menentukan bagaimana kita bertindak. Misalnya , ketika menghadapi masalah, sedang stress masalah pekerjaan, ketika menghadapi orang lain, ketika under pressure dan lain-lain. Sekolah menjadi hal yang tidak penting, karena yang dibutuhkan adalah motivasi untuk belajar dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Di silah basic berorganisasi sangat dibutuhkan saat kita berada di dunia kerja nantinya. Berorganisasi akan melatih kita untuk bertemu orang banyak, berteman, dan menyelesaikan berbagai masalah yang datang kepada kita.
Berteman. Seperti yang saya ungkapkan di atas, berorganisasi menjadi penting karena di sana, kita belajar berteman. Belajar beteman? Ya sekali lagi, ternyata bertemanpun dapat menjadi media pembelajaran bagi kita. Dalam berelasipun ada hal-hal yang perlu kita terapkan, agar kita mendapatkan teman!
Coba bayangkan, pasti senang rasanya, jika kita bertemu dan berinteraksi dengan orang yang positif. Positif di sini bukan hanya berarti bahwa orang tersebut bertabiat positif saja, tetapi juga berpikiran positif, yang pada akhirnya bergetaran positif.
Getaran positif akan terasa pada lawan bicara kita, karena berperilaku menjadi output yang akan kita tampilkan kepada lawan bicara. Dan yang perlu kita ketahui, proses pembentukan perilaku tersebut bermula dari pikiran dan perasaan yang terjadi dalam diri kita sendiri, Yang kemudian terpancar ’keluar’. Oleh karena itu, berpikirlah positif!
Demikian sekelumit kata dan petuah dari Bu Norma kepada saya berserta teman-teman saat kami sedang membahas konsep training yang akan diadakan oleh IKA Unpad beberapa bulan ke depan. Lagi-lagi saya mendapat pelajaran dari orang-orang hebat, termasuk beliau.
”Wah, ini materi training yang biasa saya kasih, harusnya bayar nih!”, Tutupnya dengan penuh canda dan tentu saja bergetaran positif.
Terakhir, ia berujar dengan sebuah kalimat: ”Practice Makes Proffesional!”
Home »
teori hidup untuk hidup.
»
Wawancara Kerja, Dunia Kerja, dan Strategi Menghadapinya
Wawancara Kerja, Dunia Kerja, dan Strategi Menghadapinya
Label:
teori hidup untuk hidup.
- Sabtu, 21 Maret 2009
Share
3 komentar:
ZzZZ.. disuruh komentar sama de..
great.. pactice make professional!!
sekedar berbagi pengalaman, pertama kali saat aq di wawancarai, semua yang hal yang sudah aq konsep dari awal untuk menjawab pertanyaan, ternyata cuma jadi keraguan saat berhadapan dengan orang yang mewawancarai kita. entah kenapa ,padahal semua orang pasti sudah punya persiapan untuk melakukan yang terbaik pada saat di wawancarai..
dan ternyata dari pengalaman itu, dapat sebuah pengalaman baru pada saat aq yang duduk di posisi si pewawancara.. suasananya memang agak berbeda.. tapi justru yang lebih asik adalah sebaliknya!! jadi si pewawancara!
aq belum cerita sama kamu,, kemarin lusa ada S1 ekonomi dari UNHAS yang sempat bertatap muka untuk wawancara di kantor,, tapi karena pimpinan aq nggak bisa, jadi aq yang disuruh mewakili untuk bantu tanya jawab gimana besarnya komitmen dia ingin bekerja di kantor..
yang jadi masalah utama, orang ini tidak pandai berkomunikasi dengan baik, IPK ok, cuma ada masalah lagi, dia tidak tahu bagaimana menilai dirinya sebagai seorang yang mau bekerja apa, atau mau mendapat harga berapa untuk dirinya. pertanyaan yang sama juga aq tanyakan seperti pertanyaan yang kamu uraikan dalam artikel kamu,, tapi lagi lagi, jawaban yang muncul cuma keraguan.. jadi,,, skak!!! aq nggak bisa rekomendasi dia ke pimpinan..
jadi siapa yang salah.. aq atau si pelamar....
apa ya tips terbaik untuk bisa lolos menempatkan diri di dalam suasana wawancara?! menurut aq jawabannya ada di artikel kamu! cuma mungkin tambahan aq untuk si pewawancara baiknya lebih melihat bagaimana proses wawancara itu, jangan melihat hasil kita akan di terima atau nggak.. berikan jawaban yang terbaik, tidak di terima belum tentu jelek, tapi pasti ada pertimbangan si pewawancara.. terpenting adalah semangat!! dan pastikan jawaban kita yang terbaik pada saat menghadapi suatu interview!!
ayank.. ayank.. kamu hebat sekali, menuangkan konsep bicara orang ke dalam tulisan dan di urai dengan baik.. kamu pinter cari bahan ternyata,, terus practice ayank...kamu yang terbaik!~!
sukses buat kamu..
^_^..
mata, tangan dan pikiran aq untuk kamu..
aq cinta banget sama de..
Keren..mulai berani berimprovisasi dalam menulis, aku terkejut ketika kamu membuka pembahasan dengan mendeskripsikan orang bawa-bawa map, padahal sebelumnyaaku berpikir kamu akan membuka dengan pokok pembahasan yang mengarah pada inti masalah, tapi kamu bisa mengemasnya dengan alur dan gaya yang menarik...hahhahaaa..aku bangga ama kamu, kamu udah mulai berani berimprovisasi yang akhirnya kamu akan menemukan style kamu sendiri...nice, terus berkarya
good job,guys.
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar