Pasir Muncang, Kami Datang!

Share






Berbagi kisah dan pengalaman. Berbicara kejadian-kejadian lucu. Belajar sesuatu serta saling menularkan senyum, tawa, dan guyonan untuk setiap orang di dalamnya: dalam sebuah keluarga, selama 2 hari bersama mereka, di Pasir Muncang, Sukabumi.
Pekan lalu, saya berserta keluarga meluangkan waktu untuk pergi berlibur akhir pekan di Pasir Muncang, Sukabumi. Namanya juga liburan, pasti identik dengan kegiatan bersenang-senang, serta kegiatan untuk melepas lelah dari kerutinitasan sehari-hari. Iya, ternyata tempat ini berhasil ‘mengobati’ penatnya otak, rasa bosan dengan tugas kuliah, keruwetan kota Bandung, atau panasnya kota Jakarta.
Kami menginap di sebuah rumah peristirahatan yang sangat nyaman. Selain lingkungannya yang hijau dan asri, tempat ini juga menyimpan cerita lain di balik kemegahannya. Yakni, gemericik air sungai yang sejajar dengan halaman belakang rumah, bentangan sawah-sawah, dengan desa yang cukup dipadati penduduknya. Selain itu, udaranya yang sejuk menambah nikmatnya suasana sepi dan jauh dari kebisingan kota.


Sungai itu bernama sungai Cisadane. Sungai ini beraliran cukup deras. Hanya saja airnya tidak jernih, namun cukup bersih jika dibandingkan dengan sungai Ciliwung! Saya jumpai anak-anak kecil mandi di sungai ini. Mereka bermain air dan mencoba melawan derasnya air sungai. Tak peduli dengan keruhnya air. Mereka hanya menikmati sambil tertawa-tawa ketika bermain air.

Kami juga berkeliling di desa belakang rumah. Jalannya naik-turun, dibentangkan oleh sawah dan gang-gang rumah penduduk yang sempit. Aktivitas penduduknya cukup ramai, banyak yang berlalu lalang dengan keramahan mereka menyapa kami ketika melintasi mereka.
Sepanjang perjalanan mengelilingi desa, ada saja yang terjadi. Ada yang mengeluh lelah karena capek menapaki jalan yang menanjak, ada yang bergosip antar ibu-ibu seputar pacar anaknya, rencana resepsi pernikahan segala, ada yang pengen difoto, dan ada yang sibuk motret-motret.

Yang menarik, di lingkungan pedesaan itu juga banyak kampanye visual. Banyak sekali bendera-bendera partai yang dipasang di tiang-tiang dan atap-atap rumah penduduk. Memang ya, perhelatan Pemilu juga menjalar ke semua daerah, termasuk daerah terpencil sekalipun.
Nah bagian cerita yang paling seru adalah, kami rafting atau arum jeram di sungai Cisadane. Kami ber-rafting ria dengan menggunakan jasa mainairrafting.
Meskipun awalnya para kaum ibu takut dan tidak berani ikutan, tapi karena penasaran dan sedikit paksaan dari anak-anaknya, akhirnya semua ikut, tanpa terkecuali. Sehingga, kita menaiki 2 buah perahu dengan isi 6 orang/perahu.
Air sungai Cisadane cukup deras. Apalagi saat jeram-jeramnya banyak, dan berbatu-batu. Sehingga membuat permainan semakin seru. Batu-batu, dahan, ranting, menjadi tantangan saat mendayung perahu. Jika ada deras yang tajam dan memacu adrenalin, kami berteriak dengan hebohnya. Namun bagi saya dan papa, sungai itu kurang terjal, sehingga kurang menantang, apalagi papa saya berpengalaman naik perahu saat ia di Makassar dulu. Karena kurang menantangnya perjalanan, kami yang kebetulan duduk di depan, berulang kali ingin menabrakkan perahu ke batu, bukan justru menghindar. Namun tetap saja tidak kebalik perahunya. Nah yang menggelikan adalah, saat tiba-tiba papa saya pura-pura jatuh dengan menjatuhkan diri sendiri, tapi kakinya disangkutkan ke tali perahu! Yang kemudian membuat orang-orang panik. Usainya perjalanan, saya dan papa tertawa-tawa saja mengingat kejadian tadi, karena padahal dia cuma pura-pura!hahaha.
Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam. Kami berangkat dari Pasir Muncang dan berakhir di Caringin. Tapi setengah perjalanan, kami beristirahat di rest point. Kemudian menikmati pisang goreng dan combro dengan hangatnya segelas bajigur yang telah disediakan.
Lalu, karena merasa kurang basah bajunya, saya sengaja membasahkan diri dengan menceburkan diri ke sungai. Karena dari tadi sepanjang perjalanan, saya ingin nyebur, dilarang oleh pemandunya!
Sesampainya kami di tempat akhir perjalanan rafting, kami diantar kembali ke rumah peristirahatan dengan mobil kap terbuka. Ini lucunya, kami seperti anak kambing kecebur got, keluar dari pasar induk, melewati jalan besar! Sungguh permainan yang seru!

3 komentar:



Dh0ni mengatakan...

ayank.. itu kamera kita!?akhirnya mimpi kamu terwujud ayank.
de, aq seneng kamu jadi lebih semangat! aq pasti support teruss.. yang terpenting mimpi kamu untuk jadi jurnalistik harus tercapai! de, kalo aq ke jakarta, kita yang ada di boat itu yah...
aq kangen de..
terus menulis!!
semangat!
jadi pemimpi yang baik yah..
sayank kamu..
dhonimu...

zakius.gantengius mengatakan...

Wow...kamu rafting atau arung jeram??? hmmm tapi seru, apa lagi ama ibu-ibu yang selalu keliatannya rame banget...bahkan urusan-urusan yang ngga penting kadang di bahas...tapi seru, hahahahha..Tulisan kamu makin bagus, cuman untuk soal perjalan wisata...terasa ada yang kurang, tastenya kurang gitu, kurang rasa novi..Novi..hahhahah,
OKE HONEY..semangat n terus brjuang...

Novia Delvita mengatakan...

de, password kamu ada yang mengubah di blogger,, tapi udah aq perbaiki.. de, semangat!
udah gak sabar mau k banduang!

Posting Komentar