Sunatan Massal, Momen Menakutkan Tapi Menyenangkan

Share







Sabtu, 10 Januari 2009 mungkin menjadi hari yang ditakuti oleh anak-anak kecil yang berdatangan ke mesjid Al Bina di bilangan Senayan. Pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB dengan cuaca yang sedikit mendung, tidak membuat semangat para orang tua mengantar anaknya ke sana. Mereka datang ke sana untuk mengikuti acara sunatan massal dalam rangkaian acara pundi amal SCTV.
Tapi bukan berarti sunatan menjadi momen yang menakutkan bagi mereka. Karena sebelum proses operasi, mereka diajak berkeliling dengan menaiki mobil VW. Perjalanan yang mengasyikkan, berkeliling melihat monas, bunderan HI, dan bernyanyi sepanjang jalan, mungkin dapat membuat mereka lupa sejenak bahwa mereka akan dikhitan.
Dalam sebuah mobil VW Combi asal Jerman tahun ’74 yang berisi sepuluh anak kecil yang lucu dengan keceriaannya, serta seorang badut yang agak “menggila” dengan naik ke atas mobil membuat perjalanan itu semakin tidak terlupakan. Apalagi ketika canda-tawa, nyanyian, tawaan, dan teriakan mampu menciptakan seulas senyum dari wajah mereka. Yang membuat saya larut dalam kegembiraan seorang anak kecil.
Usai perjalanan konvoi mobil VW Club, acara dilanjutkan ke tahap operasi. Anak-anak yang tadinya tertawa-tawa di dalam mobil mulai memperlihatkan mimik muka takut dan cemas. Tapi, sembari menunggu giliran, mereka dihibur oleh artis-artis yang datang: Adly Fairus, Donita, Akri, Reza Fahlevi, Revan, Hendrik Ceper, Yukikato, Bagas, Indah Kirana, Deddy Mizwar, Leony, dan Asrul ‘PPT’. Selain menghibur, mereka juga menemani anak-anak ketika operasi.
Riuh suara tangis dan teriak anak-anak ketika operasi membuat orang yang melihatnya pasti merasa kasian. Apalagi anak-anak yang memberontak dengan keras saat tiba giliran masuk ruang operasi, hingga ada yang sampai di gendong dan dipaksa naik ke atas meja operasi.
Tetapi rasa iba dan kasihan itu hilang ketika mereka telah selesai dikhitan. Anak yang dipapah oleh orang tuanya, dengan dibasahi peluh dan air mata yang telah mengering, memancarkan perasaan bahagia dan lega di wajah mereka. Apalagi para orang tua yang terharu diliputi perasaaan syukur karena telah terbantu sambil berulang-ulang berkata,”terima kasih, terima kasih, terima kasih”, semakin membuat kita yang melihatnya ikut merasakan kebahagiaan itu.

4 komentar:



Dh0ni mengatakan...

de, ini tulisan kamu???
wahhh..
kemajuan pesat..
teruskan semangat kamu ya de..
tulisannya kayak essai andrie wongso..
segar de.. penuh suasana dan cerita..
keep on fight~~~~~

Dh0ni mengatakan...

YAnk... senyumm... jangan pernah berhenti menulis!!! ^_^
keep on fight~~~

zakius.gantengius mengatakan...

i like this..mmmhhh kebahagiaan orang lain terkadng menjadi kebahagiaan kita juga..

o.k Honey..trus berusaha..

Dh0ni mengatakan...

yank.... blognya udah aq modifikasi! menurut kamu bagus gak??
semangat terus yahhh... luph u!

Posting Komentar