Derita Penumpang Busway

Share

Pagi-pagi pukul setengah tujuh pagi, seorang Ibu dengan satu orang anaknya berlari-lari menuju halte Busway BNN. Nampaknya ia terburu-buru sejak melihat busway bercat orange datang dari kejauhan. Berharap mendapat tempat duduk di dalam bus ber-AC itu. Tapi kecewa yang didapat, saat melihat antrian sudah sangat panjang di kedua pintu masuk busway.


Begitulah keadaan setiap pagi di halte busway BNN, dan mungkin terjadi juga di kebanyakan halte lainnya. Berdesak-desakan dengan penumpang lain, bahkan dorong-dorongan hingga orang-orang terhimpit

Naik busway memang memudahkan untuk orang yang memiliki rute perjalanan yang jauh. Jadi tidak perlu ganti-ganti angkot, selama tujuan kita terlewati koridornya.Tapi siapa yang tahan kalau setiap mau naik busway harus rela mengeluarkan energi ekstra "bergelut" dengan penumpang yang tidak sabaran dan tidak tertib menaiki busway. 



Yang saya lihat, ada yang tidak beres dalam sistem naik-turun penumpang bus. Tidak adanya sistem siapa yang naik dan siapa yang turun dengan baik. Karena tempat naik dan turun sama. Sehingga, pas bus datang : penumpang turun dari busway - jalanan dibuka di tengah (yang antriannya sudah padat banget) - kemudian dipersilahkan orang untuk naik.


Tapi prosesnya tidak semudah itu. Karena yang terjadi adalah :

petugas : yaaa... pluit-grogol...
bis berhenti

petugas : buka jalan tengahnya. yang turun dulu.. yang turun duluuu!!
Sementara keadaan : antrian panjang, ada yang mau ke arah pluit, ada yang mau ke arah harmoni, ada yang mau ke kampung melayu, dan antrian menjadi 1.


penumpang turun. Tapi belum selesai semua turun, penumpang yang mau naik ga sabaran mau naik. Akhirnya dorong-dorongan, tabrak-tabrakan. dan ricuh.


Begitulah keadaanya. Sungguh sangat tidak nyaman dan aman. Apalagi untuk penumpang yang sudah tua, ibu hamil atau yang membawa anak kecil.


Seharusnya ada solusi yang dilakukan oleh pihak Trans Jakarta untuk memberi kenyamanan bagi penumpang, misalnya : dibuat halte yang agak panjang sehingga ada pintu orang turun kemudian bis maju, dan ada pintu orang naik.


Atau, jika halte tidak bisa dibangun, setidaknya ada pintu bis untuk turun (misalnya pintu depan) dan ada pintu bis untuk naik (misalnya pintu yang belakang).dan dilakukan sosialisasi, penertiban dan petugas yang handal dan sabar tentunya.
Dan kesadaran penumpang yang tertib antri dengan sesama penumpang.

Belum lagi saat didalam bus, karena penumpang yang sangat banyak dan jumlah armada yang kurang mengimbangi, penumpang berjejal-jejalan didalam bus, dan diperbolehkan masuk oleh petugas yang berjaga di pintu bus.Semoga bus trans Jakarta bisa memperbaiki ketertiban maupun infrastruktur mereka. Sehingga busway bisa menjadi lebih berguna bagi penumpang, petugas dan semua yang membutuhkan fasilitas ini.

1 komentar:



Mike mengatakan...

haduhhh dari jamam gw kuliah emang udah kyk gini.

Posting Komentar